Sebelum memasuki era digital, perusahaan-perusahaan besar yang ternama dan kantor-kantor pemerintahan hampir selalu menjadi incaran para pencari kerja. Namun seiring perkembangan teknologi yang begitu cepat, perusahaan Startup mulai bermunculan, seakan menghadirkan salah satu opsi baru bagi fresh graduates yang sedang mengembangkan karir.   Â
Startup VS Konvensional.
Startup adalah perusahaan yang baru dirintis dan bergerak di bidang pengembangan teknologi. Sebuah perusahaan dapat dikategorikan sebagai startup bila memiliki tiga elemen, yaitu founder, investor, produk jasa layanan.
Faktor pertama yang membedakan Startup dengan perusahaan konvensional adalah sumber dana. Seorang founder Startup pada awalnya mendirikan perusahaan tersebut secara mandiri. Saat sudah berkembang dan menunjukkan potensi yang menjanjikan, pendanaan akan datang dari pihak-pihak ketiga atau para investor. Sedangkan pada perusahaan konvensional, selain dari para pendiri perusahaan, pendanaan akan diambil dari profit atau keuntungan yang dihasilkan.
Perbedaan selanjutnya terletak pada tujuan usaha. Sebuah Startup lebih berfokus pada growth atau pertumbuhan usaha, dengan mengedepankan inovasi. Itulah sebabnya kita sering mendengar perusahaan tersebut melakukan kegiatan bakar uang di fase awal, yang tujuannya untuk mencari pasar dan pengembangan model usaha. Tentu, resiko nya pun sangat besar. Berbeda dengan perusahaan konvensional, yang tujuan utamanya sejak awal berdiri adalah mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya.
Dari segi struktur organisasi, perusahaan Startup umumnya memiliki hirarki horizontal, di mana para atasan dan bawahan dapat berkomunikasi secara langsung dan dua arah. Tidak seperti budaya korporasi perusahaan konvensional yang masih bersifat birokratis.
Karakteristik Gen Z dan Millenials.
Karyawan dan calon karyawan perusahaan Startup kini didominasi oleh generasi muda. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena karakteristik millennials (kelahiran tahun 1980 – 1995) dan Gen Z (kelahiran 1996 – 2015) dinilai cocok dengan kultur perusahaan Startup.
Meski lahir di rentang waktu yang berbeda, kedua generasi ini memiliki beberapa persamaan. Salah satunya adalah melek teknologi. Generasi millenial sempat merasakan transisi sebelum dan sesudah terciptanya internet, sedangkan Gen Z langsung terlahir di era digital.
Namun, keduanya dianggap sebagai tech savvy yang antusias mengikuti perkembangan jaman. Tentunya, faktor ini sejalan dengan Startup yang merupakan perusahaan berbasis teknologi.
Selain kecakapan teknologi, Gen Z dan millenials juga memiliki persamaan sifat, yaitu mencintai kebebasan, berpikiran terbuka dan menyukai perhatian atau pengakuan. Sifat-sifat tersebut pun selaras dengan nuansa bekerja di sebuah Startup yang fleksibel dan kolaboratif.
Apa yang membuat para fresh graduate memilih bekerja di Startup?
1. Kesempatan kerja yang luas.
Sebagai perusahaan yang tergolong baru berdiri dan terus berkembang, mayoritas Startup pun masih mencari banyak tenaga kerja untuk ‘mengisi’ kantornya. Proses rekrutmen pun cenderung simple dan tidak berbelit-belit.
Hingga kini, lapangan kerja di bidang Startup masih terbuka lebar, termasuk untuk anak magang dan fresh graduate. Bahkan perusahaan tersebut menganggap intern dan first jobber sebagai ‘aset’ yang berharga, karena masih penuh dengan ide-ide fresh dan semangat belajar yang tinggi.
2. Menyukai tantangan.
Umumnya, di masa awal kerja, seorang fresh graduate atau pekerja magang masih diberi tanggung jawab yang ringan karena masih dianggap ‘anak bawang’. Tidak demikian halnya ketika bekerja di Startup.Â
Kedudukanmu sebagai intern atau entry level tidak akan membuatmu merasa lebih rendah dari karyawan lain yang lebih berpengalaman. Setiap ide dan kontribusi akan diapresiasi. Bahkan, kamu dituntut untuk bisa mengikuti ritme kerja cepat, serta men-deliver segala pekerjaanmu dengan efektif dan efisien.Â
3. Fun & Fleksibel.
Meskipun kita sering mendengar hectic-nya kesibukan para karyawan Startup yang kerap bekerja lembur hingga akhir pekan, nyatanya sebanyak 33% responden memberi skor 8 atas penilaian mengenai work-life balance.
Dalam penjelasannya, mereka merasa nyaman dengan jam kerja yang fleksibel, sehingga tidak menemui masalah dalam mengatur waktu kerja dan beristirahat.
4. Mencari tempat untuk belajar dan berkembang.
Sebagai first jobber yang baru terjun ke dunia kerja, Startup adalah salah satu tempat yang tepat untuk mengawali karirmu. Di sana, kamu bisa banyak belajar dari lingkungan kerja yang dinamis dan terus berkembang.
Untuk membantu para karyawannya meningkatkan skill dan keterampilan, beberapa perusahaan menyediakan sejumlah pelatihan
5. Gaji yang kompetitif.
Poin ini adalah salah satu alasan terpopuler mengapa banyak fresh graduate ingin bekerja di Startup. Gaji yang ditawarkan cenderung lebih tinggi dibanding entry level di perusahaan lain.
Meskipun tidak menyebut angka secara spesifik, mayoritas responden survei setuju akan hal ini. Mereka menilai bahwa upah yang ditawarkan sebanding dengan tanggung jawab serta kewajiban yang dibebankan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap perusahaan memiliki standar dan kebijakan yang berbeda-beda. Besaran gaji, tunjangan, serta bonus juga akan tergantung pada skill dan experience yang kamu miliki.
Apakah kamu juga tertarik untuk membangun karir di Startup? Ikuti terus kegiatan dan informasi menarik mengenai Ideanation di Instagram @in.ideanation. Artikel lainnya mengenai bisnis, startup, inovasi, dan teknologi juga dapat kamu baca di ideanation.id.