Mengenal lebih dalam bisnis startup. Bagi kalian para inovator mungin sudah terbiasa mendengar kata startup, hal yang pertama di dalam pikiran kalian saat mendengar tentang startup adalah Gojek, Bukalapak, Tokopedia, Traveloka dan lain sebagainya. Ya, nama-nama tersebut merupakan para pemain besar yang telah berstatus perusahaan Unicorn di Indonesia.
Saat ini, bagi kalangan enterpreneur di Indonesia kata startup adalah sesuatu bisnis yang baru saja berdiri dan berkembang dengan didukung oleh layanan digital dan masih butuh banyak pendanaan untuk beroperasi dengan tim yang minimalis. Di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak bermunculan entrepreneur muda menciptakan bisnis startup yang memiliki inovasi dan kreatifitas tanpa batas seperti Nadiem Makarim Founder Gojek, Achmad Dzaki founder Bukalapak perusahaan yang baru melakasanakan IPO pada bulan Juni kemarin, William Tanuwijaya founder Tokopedia dan masih banyak lagi.
Mengenal Lebih Dalam Bisnis Startup
Apa itu startup? Pada dasarnya startup adalah sebuah perusahaan yang berjalan dibawah 5 tahun alias perusahaan yang baru saja dirintis. Menurut wikipedia, startup adalah perusahaan yang belum lama beroperasi. Oleh karena itu startup sering disebut sebagai perusahaan rintisan. Namun pada sekitar tahun 2000an sejak masa industri internet mulai populer, pergeseran makna ‘startup’ di dunia bisnis pun mengalami pergeseran arti.
Jika dulu startup disebut semua bisnis yang baru saja berjalan, tetapi saat ini arti bisnis startup sudah tidak dimaksud & didefinisikan dengan maksud tersebut. Saat ini, definisi arti dari Startup adalah sebuah usaha yang baru berjalan dan menerapkan inovasi teknologi untuk menjalankan core business-nya & memecahkan sebuah masalah di masyarakat. Sehingga memiliki sifat ‘disruptive’ didalam sebuah pasar / industri yang sudah ada atau bahkan menciptakan sebuah industri baru.
1. Dirancang untuk Memecahkan Masalah
Berbeda dengan perusahaan biasa yang mengeluarkan produk sesuai permintaan pasar. Apa yang diproduksi oleh startup, baik berupa barang maupun layanan, lebih menyoroti masalah yang ada di pasar. Hal ini membuat produk startup menjadi solusi bagi sebuah masalah yang dirasakan oleh banyak orang.Itu mengapa startup dikenal dengan problem solver dan memiliki ciri khas memecahkan masalah menggunakan teknologi.
Misalnya untuk urusan transportasi, mungkin Anda lebih memilih menggunakan salah satu layanan ojek online di Indonesia seperti Gojek atau Grab. Atau saat ingin membeli barang, bisa jadi Anda lebih dulu mencari di salah satu ecommerce, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lain sebagainya.Bukan hanya itu, masih banyak produk digital yang bermanfaat untuk Anda, misalnya media berita, kemudahan transaksi online, komunikasi, dll. Penyedia layanan atau produk digital seperti itu biasanya adalah startup.
Hmm, kalau dilihat semua contoh di atas, terlihat startup seperti bisnis berbasis online ya? Lalu, apakah startup sama dengan perusahaan digital atau teknologi? Tentu tidak. Semua startup belum tentu merupakan perusahaan teknologi. Alasannya karena startup memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Bukan hanya berkembang, teknologi berperan sangat penting bagi startup untuk memecahkan masalah sesuai dengan tujuannya.
2. Solusinya Luas
Solusi yang dibawa oleh startup tidak sekadar menyelesaikan satu masalah utama saja. Melainkan juga memberikan solusi ke masalah-masalah spesifik lainnya yang bersangkutan dengan masalah utama.
Contohnya, ecommerce di Indonesia yang jadi salah satu bukti pemecahan masalah terbatasnya produk jual-beli secara offline. Solusinya adalah dengan mempertemukan penjual dan pembeli di lapak online. Namun solusinya tidak berhenti sampai di sana. Untuk dapat bertahan setiap ecommerce selalu memberikan solusi lainnya kepada konsumen.
Misalnya seperti gratis ongkir, tampilan yang user friendly, keamanan data, dan sebagainya. Meski tidak berhubungan dengan masalah utama, hal-hal tersebut sangat penting dan berpengaruh pada kelangsungan bisnis.
3. Kesuksesannya Tidak Dapat Dijamin
Terakhir, startup adalah bisnis yang memiliki resiko tinggi. Dan memang tidak sedikit startup yang akhirnya tumbang karena berbagai hal, seperti hasil riset dari CB Insights di bawah ini.
Dari infografis di atas, kita tahu bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan ketidaksuksesan startup. Salah satunya adalah produk atau layanan yang kurang solutif bagi target market. Namun bukan berarti startup tidak bisa sukses. Banyak sekali startup yang dapat bersaing dan bahkan mendapat predikat mengagumkan, seperti unicorn, decacorn, dan lain sebagainya.
Sejarah Perjalanan Startup
Meskipun startup terbilang jenis bisnis yang lumayan baru, namun kehadirannya bukan tanpa sejarah. Terdapat cerita menarik di balik pesatnya industri startup saat ini.
Gelembung dot-com
Gelembung dot-com adalah masa di mana perusahaan berbasis internet sangat menarik minat investor sehingga memiliki nilai saham yang tinggi. Terjadi pada tahun 1998-2000an di Amerika Serikat, ketika internet sedang dalam masa puncak ketenarannya dan makin sering digunakan oleh berbagai kalangan. Ketika itu, internet dianggap sebagai penemuan yang baru yang luar biasa dan memiliki masa depan yang cerah. Dari sana, banyak perusahaan baru yang muncul dan menjadikan internet sebagai penggerak utamanya yang disebut dengan startup. Biasanya, untuk lebih memperlihatkan “sisi startup-nya”, perusahaan ini menambahkan awalan e atau akhiran dot-com.
Sejarah starup pada masa gelembung dot-com atau bubble dot-com
Setiap startup belum berusaha untuk menjual produk atau layanannya. Melainkan lebih fokus untuk dikenal oleh orang banyak terlebih dahulu. Misalnya, dengan memasang iklan, memberikan promo atau diskon, layanan gratis, dan semua proses marketing yang tidak tanggung-tanggung. Harapannya, semakin dikenalnya startup, semakin banyak pelanggannya di kemudian hari.
Tapi ternyata, perlombaan marketing ini menyebabkan banyak startup yang tidak bisa mengatur keuangan dengan baik, tidak mendapatkan profit, dan akhirnya harus tutup usia. Tingginya persaingan startup saat itu dan bangkrutnya banyak startup, diibaratkan dengan pecahnya gelembung dot-com tersebut.
Wajah Baru Startup
Kini, masa kelam tersebut terbayarkan dengan semakin pesatnya pertumbuhan startup. Berawal di Amerika Serikat, lalu merambah ke negara-negara lainnya. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan startup kian pesat dan diiringi dengan banyaknya jumlah pengguna digital.Startup saat ini hampir ada di setiap industri, seperti pakaian, makanan, media, pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi dan lain sebagainya.
Menurut MIKTI (Indonesia Digital Creative Industry Society) dalam Mapping & Database Startup Indonesia 2018, terdapat tiga bidang yang paling ramai digeluti startup Indonesia, yaitu:
bidang startup yang paling populer di Indonesia Bidang ekonomi dan perdagangan: ditandai dengan masifnya kemunculan startup ecommerce.
Bidang fintech (financial technology): eksis karena penggunaan aplikasi berbasis mobile yang memudahkan pengguna.
Bidang game atau permainan: startup di bidang ini populer karena pembuatan game dinilai lebih mudah dan memiliki target market yang luas. Selain ketiga bidang di atas, masih banyak industri yang dikuasai startup. Perkembangan ini didukung dengan adanya Program 1000 Startup Digital, dan inkubator startup lainnya.
Karena pesatnya peningkatan startup, Indonesia pun ikut terbantu oleh ekonomi digital ini. Seperti riset dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) mengatakan bahwa ekonomi digital menyumbang 5,5% PDB Indonesia pada tahun 2018 dan berhasil menyerap 5,4 juta tenaga kerja.
Masa Depan Startup
Sepertinya memang benar jika saat ini startup menjadi bisnis yang menjanjikan masa depan cerah. Dengan penggunaan internet yang sangat tinggi, Indonesia menjadi lapak startup yang sangat subur. Bayangkan, Indonesia dapat memiliki satu startup decacorn dan empat startup unicorn. Sejalan dengan hal tersebut, laporan Google dalam e-Conomy SEA 2019 menunjukkan nilai ekonomi internet di Indonesia pada 2019 telah tembus 40 miliar dolar. Diperkirakan nilai tersebut akan melewati angka 130 miliar dolar di tahun 2025.
Karakteristik bisnis startup
Untuk mengindetifikasi perbedaan signifikan antara bisnis startup dan juga bisnis usaha kecil menengah, berikut adalah karaktersitik startup:
- Modal yang digunakan akan tergantung dengan pergerakan bisnis
- Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
- Pendapatan perusahaan selama satu tahun kurang dari USD 100.000
- Berfokus pada perkembangan bisnis yang cepat
- Produk yang dihasilkan biasanya adalah upaya untuk mengisi pasar dan juga menjawab kebutuhan masyarakat yang belum ada sebelumnya
- Mengandalkan lebih banyak teknologi informasi dan elektronik
- Model bisnis yang adaptif sesuai kebutuhan pasar
Jenis-Jenis Startup Sesuai Pertumbuhan
Startup sendiri dapat dibedakan dengan predikat khusus sesuai dengan pertumbuhannya.
1. Cockroach atau kecoa
startup yang biasanya baru dirilis, memiliki daya tahan hidup yang tinggi dan sangat giat mencari investor atau pendanaan.
2. Ponies
pendanaan startup sudah bernilai 10 juta dolar dan masih terus berupaya meningkatkan skalanya.
3. Centaurs
Dilambangkan sebagai makhluk mitologi Yunani (manusia separuh kuda), memiliki nilai valuasi sekitar 100 juta dolar, dan dianggap memiliki produk yang sustainable atau berkelanjutan.
4. Unicorn
Predikat startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dolar! Di Indonesia , sudah ada beberapa startup yang menyabet gelar ini, contohnya Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
5. Decacorn
Ditujukan bagi startup dengan level valuasi mencapai 10 miliar dolar. Di level ini, startup sangat memungkinkan untuk ekspansi ke negara lain dan mulai mendominasi pasar.
6. Hectocorn
Startup yang sudah sepenuhnya menjadi perusahaan. Biasanya level valuasi sudah melebihi 100 miliar dolar. Perusahaan ini sudah sukses memonopoli industri di tingkat internasional, seperti Google, Apple, Microsoft, dll.
Peran Ideanation
Ideanation memiliki peran yang cukup signifikan dalam perkembangan startup Indonesia, karena Idenation sangat mendukung para inovaor untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia dengan berbgai solusi kreatif. Kami memiliki peran untuk memberikan dukungan kepada para inovator seperti funding, mentor, dan inkubasi bisnis.
keren sekali
keren banget artikelnya
[…] anggota tim terpenting dalam membangun startup agar semakin berkembang dan bersaing di Ekosistem startup yang semakin berkembang dari tahun ke […]
[…] menjadi salah satu faktor kunci bagi startup dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil & Menengah) supaya dapat mengakselerasi bisnisnya, tumbuh menjadi […]
[…] is one of the key factors for startups and MSMEs (Micro, Small & Medium Enterprises) in order to accelerate their business and grow […]
[…] sih, yang menjadikan sebuah startup menjadi sukses dan berhasil? #GenerasiPenemu mungkin akan bilang bahwa ide bisnis, dana, dan […]
[…] makes a successful start-up? #GenerasiPenemu maybe will say that the business idea, fund, and the existence of investors to […]
Artikel yang sangat menarik. Agar menambah wawasan, saya rekomendasikan artikel berikut : http://news.unair.ac.id/2021/02/09/lima-hal-yang-penting-dipersiapkan-oleh-pendiri-start-up/