Dalam metode Lean Startup, Product Validation atau Validasi Produk disebutkan sebagai langkah kedua dalam menciptakan sebuah startup. Jika sebelumnya penjelasan mengenai Market Validation sudah dibahas, maka artikel kali ini akan membahas tentang Product Validation.
Validasi Produk
Kalau kamu ingin membuat sebuah bisnis startup, tentu kamu perlu yakin bahwa produk yang kamu ciptakan adalah produk yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Tapi, bagaimana caranya? Memang tidak akan ada orang yang bisa 100% yakin bahwa produknya akan berhasil sebelum waktu peluncuran, namun dengan melakukan product validation, kamu akan bisa meningkatkan tingkat keyakinan diri bahwa produk kamu memang merupakan produk yang tepat untuk pemecahan suatu masalah. Jadi, #GenerasiPenemu, apa sih product validation itu?
Product Validation, yang merupakan tahap selanjutnya dalam metode Lean Startup setelah tahap Market Validation, adalah tahap untuk meningkatkan persentase keberhasilan penciptaan suatu produk dalam memecahkan suatu masalah di masyarakat. Di sini, validasi produk berarti melakukan pengecekan bahwa produk yang dihasilkan memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan hanya sekedar asumsi belaka. Beda dengan Product Verification (Verifikasi Produk) yang berfokus pada ketepatan proses produksi sebuah produk, Product Validation (Validasi Produk) justru berfokus pada produk yang tepat sasaran (memenuhi kebutuhan masyarakat).
Nah, untuk bisa menghasilkan produk yang tepat untuk masalah yang ditargetkan, kamu dan tim perlu untuk melakukan keempat proses di bawah ini.
1. Memahami permasalahannya
Hal yang terutama dalam melakukan product validation adalah kamu perlu memahami terlebih dahulu masalahnya. Cara untuk benar-benar yakin bahwa produk yang kamu buat adalah solusi untuk masalah yang memang ada, adalah dengan memetakan masalah dengan pihak-pihak yang berhubungan.
2. Membuat visi
Setelah memahami apa masalahnya, coba untuk buat beberapa solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Banyak solusi yang terpikirkan oleh kita, namun kita perlu memilih solusi yang terbaik. Walau sudah memilih solusi yang terbaik, kamu tetap perlu jelaskan mengenai bagaimana proses penyelesaian masalahnya, dan persyaratan minimum seperti apa yang bisa menyatakan bahwa produk ini adalah produk yang berhasil, supaya kamu bisa yakin dengan solusi pilihanmu.
3. Memutuskan solusi terbaik dan membuat prototype
Dari solusi terbaik yang sudah kamu pilih, kamu bisa mulai untuk membuat prototype produk kamu, atau biasa disebut dengan Minimum Viable Product (MVP). Fungsi dari prototype ini adalah untuk melakukan tes terhadap produk yang kamu buat ke beberapa pengguna dan mengambil feedback mereka sebagai langkah perbaikan produk. Pembuatan MVP adalah cara yang baik dan aman untuk melakukan pengembangan produk awal dan melakukan percepatan produksi produk akhir.
4. Wawancara / Validasi Produk
Fase ini adalah fase penentu, karena dalam fase ini, produk yang kamu buat akan benar-benar diujicobakan pada pengguna sebenarnya, Alias orang-orang yang terselesaikan masalahnya dengan produk yang kamu buat. Orang-orang yang mencoba produk kamu haruslah orang yang menjadi calon pengguna produk kamu nantinya, sehingga mereka bisa benar-benar menilai seberapa efektifnya produk yang kamu buat untuk menyelesaikan masalah mereka. Ajak mereka untuk mencoba produk kamu dan lakukan wawancara agar mereka dapat memberikan masukan mengenai produk itu. Pastikan mereka tahu bahwa yang diujicobakan adalah produknya, bukan diri mereka.
Proses validasi produk memang membutuhkan waktu, akan tetapi bukan berarti proses ini tidak bisa dilakukan dengan cepat. Justru proses ini dilakukan untuk memvalidasi produk secara cepat, agar produk akhir dapat lebih cepat juga diluncurkan ke publik. Seperti sebuah metode yang diciptakan oleh Jake Knapp di Google, Design Sprint adalah proses untuk melakukan tahap validasi produk hanya dalam waktu 5 hari untuk menentukan pengembangan dan kelayakan investasi dari sebuah produk. Design Sprint juga menerapkan proses yang sama seperti yang dituliskan di atas.
Manfaat dari melakukan validasi produk adalah kamu dapat menghemat waktu dan biaya dalam proses pengembangan produk, karena kamu tidak menebak-nebak apa yang mungkin dibutuhkan oleh pelanggan, dan kamu juga tidak membuat produk dalam jumlah besar di awal proses produksi. Selain itu, validasi produk dapat membuat proses penciptaan dan pengembangan produk jadi bebas resiko, atau setidaknya memperkecil resiko yang mungkin terjadi. Percepatan proses produksi, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan hadirnya produk dan bisnis kamu, juga merupakan manfaat dari pelaksanaan validasi produk.
Jika manfaatnya memang sebanyak itu, dan proses yang dilakukan pun tidak membutuhkan waktu yang lama, tunggu apalagi? Segera validasi produk kamu dan wujudkan #IdeDariKamu menjadi kenyataan. Sudah banyak teman-teman #GenerasiPenemu yang pelan-pelan menjadikan #IdeDariMereka menjadi kenyataan lewat Kompetisi Tahunan Ideanation. Jangan lupa untuk terus ikuti perjalanan teman-teman #GenerasiPenemu dalam Kompetisi Tahunan Ideanation 2021 di Instagram Ideanation @in.ideanation dan website Ideanation di www.ideanation.id
[…] untuk menghasilkan keuntungan. Jika langkah pertama – Market Validation – dan langkah kedua – Product Validation – sudah dilakukan, maka sekarang waktu yang tepat untuk melakukan business […]